Pahamku dan Paham-Mu
Aku tidak putus asa Tuhan, hanya tidak tahu pada siapa lagi aku harus mengeluh. Engkau adalah awal dan akhirku untuk membagi semuanya, aku memang sering menduakanMu pada urusan dan kepentingan duniaku, tapi sejujurnya takutku tak pernah sedikitpun berkurang padamu. Mungkin akulah manusia munafik dengan sejuta alasan untuk terlihat baik, tapi aku paham aku yang terlihat baik di mata manusia lainnya tak nampak baik di mataMu. Tapi jujur dugaanku ini semata-mata aku putuskan sendiri karena aku takut. Aku telah melalui banyak lorong gelap, telah melampaui garis batasMu. Aku tahu kini kau memperingatkanku dengan jawaban atas setiap doaku.
Pahamku masih
sama dari dulu, takut padaMu dan berusaha menjalankan perintahmu. Tak ada yang
mampu merubahnya. Hanya manusia ini yang masih belum memahami sepenuhnya. Mohon
ampun aku padaMu takkan pernah ada habisnya. Penyesalan pun juga tak akan ada
habisnya. Tapi, sungguh, Engkau adalah Dzat yang paling mengetahui segala hal
yang ada dalam setiap hati manusia.
Pahamku masih
sama dari dulu. Bahwa manusia tidak bisa melanggar kodratnya tidak boleh
melanggar batasan yang sudah diikrarkan dalam syahadat. Dalam hening aku
bertanya, seberapa besar dosaku? Aku ingin mengetahuinya. Untuk tahu seberapa
besar aku harus menghapuskannya dengan semua sisa hidupku di dunia.
Pahamku masih
sama dari dulu. Tuhanku tidak akan menguji diluar batas kemampuan hambaNya. Itu
yang aku yakini. Jadi seberapa besar manusia ini mampu melaksanakan dan
menyelasaikannya dengan baik. Aku, sekali lagi dan akan banyak lagi ujian kan
Tuhan? Aku mungkin banyak tak naik kelas hingga sebegitu rendah levelku
dimataMu. Aku tahu aku tak boleh bertanya, dan menjawab pertanyaan yang bukan
dasar kekuasaanku, tapi setidaknya itu jawaban dan pertanyaan yang sedikit demi
sedikit akan membuatku berubah Tuhan. Jadi mungkin Engkau meneruskan semua ini
karena itu. Engkau mencoba membuatku bertanya dan menjawabnya sehingga aku
paham lebih dan lebih lagi.