SAMPAI BATAS AKHIR
Jingga pada sela-sela awan didepan mataku
membuatku mulai mengingat-ingat kejadian satu per satu yang telah aku lalui. Hatiku
masih diambang pilu dan tetes air mataku tak kunjung berhenti. Jika ku teruskan
tak banyak yang bisa aku lakukan. Padahal sesulit apapun soal yang aku terima
pasti bisa aku jawab dan selesaikan tentunya dengan caraku. Tapi mengapa
persoalan ini tak bisa aku jawab ataupun selesaikan. Aku seperti diapit oleh
tebing dengan semakin gelapnya awan yang harus membuatku terus berjalan dalam
ketakutan, merasa sendiri dan perjuangan yang akan aku rasakan sia-sia selama
ini. Pertanda apa ini? Bodohkah aku tak bisa menyelesaikan ini semua? Atau memang
tak harus aku yang menyelesaikannya.
Aku mencintainya dengan mendadak. Mendadak juga
aku harus selesaikan perasaan ini. Rasa cinta yang pelik dalam hati ini seakan
mencekik kadang kala aku mulai melihat semakin terjal jalan yang harus aku
selesaikan. Aku paham ada dirimu, aku tahu ada dirimu, dan aku tak egois pada
perasaan ini, kamu juga mencintaiku.
Tidak, tidak dan tidak. Esok adalah misteri yang
aku dan dia tak pernah tau. Mengandai-andai seperti ini hanya membuat tetesan
air ini semakin deras. Jika langit saja menerima dengan keadaan apapun, gelap
tak mengapa terik tak apa. Mengapa aku mempermasalahkan hari esok. Bukankah dugaan-dugaan
ini membuat diriku semakin terkunci.
Sekali lagi aku tekankan. Aku tak menyalahkan
mereka-mereka yang dengan tintanya yang banyak membuat mereka leluasa
menuliskan apapun yang diinginkan. Hanya saja kisah kita seperti ini. Iya ini,
ini yang pelik kan? Kau pasti sependapat denganku.
Aku akan mundur jika memang diperlukan. Entah kau
menerimanya atau tidak. Terserah dengan kondisiku. Ini sudah jalan manusia kan,
dengan segala pilihan hidup yang harus selalu dan memang selalu diselesaikan
bagaimanapun caranya asalkan sesuai aturan. Semoga kau paham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar