Jumat, 21 Desember 2018

HOPE 5


Barangkali pertemuan dan perpisahan dirancang Tuhan untuk saling melengkapi. Seperti halnya pantai dan ombak, ditempatkan pada suasana yang sama.
***
Tuhan menciptkan manusia berpasang-pasangan, yakinilah. Jangan takut dengan kesendirian. Karena banyak hal yang terlihat indah di malam dan adapula yang terlihat indah di pagi.
***
Manis dan asam, pedas dan asin, pahit dan hambar seperti rasa yang harus kau lalui secara bergantian. Tak pasti monotan akan sama, nanti bosan. Seperti halnya pergantian musim yang akan menimbulkan banyak hal di untuk beberapa orang.
***
Akan berhenti pada satu titik dimana raga dan jiwa tak sama-sama berjalan beriringan dan mengucapkan salam perpisahan.
***
Aku mengakhirinya dengan percaya pada Tuhan

Minggu, 08 April 2018

CERITA 6


Bagian I : Cerita Sandiwara
Sebuah sandiwara cerita yang terkesan nyata. Mewarnai setiap getir langkah manusia. Tak terlewat dari angan yang sudah dituliskan. Kemudian mencoba menari seindah alunan lagu pengiringnya. Aku dan dia seperti roti dengan isinya yang lezat, tak bisa terpisahkan, tak bisa dilupakan, karena harus dibungkus dan dipasarkan ke banyak pelanggan. Aku dan dia sedang menuliskan sebuah sandiwara yang sejujurnya aku dan dia sedang mencoba memahami ini semua. Seperti roti yang dibeli pelanggan dengan isi favorit mereka.
Sandiwara yang sejujurnya tak lepas dari kehidupan yang harus dipilih untuk dilewati. Makna hidup yang terkesan terlalu serius malah menggambarkan alur cerita yang kurang menarik. Alhasil aku dan dia sekarang sedang membuat sandiwara. Bercerita tentang romantismenya dunia yang seumpamanya kita beri warna warni yang disesuaikan dengan kemauan kita.
Terserah, apakah ingin berwarna merah pertanda semangat atau merah muda yang terkesan sendu. Aku dan dia melangkah pada sebuah keyakinan bahwa esok akan ada akhir dari sandiwara ini. Akan terlihat dan terbaca oleh banyak orang bagaimana nantinya aku dan dia bisa menjadikan ini sebagai buku kehidupan yang akan banyak dipublikasikan. Tercetak dan pada akhirnya aku dan dia akan paham lagi dan lagi apa sesungguhnya sandiwara yang telah kami buat untuk dikemudian hari akan kami ceritakan.
Mungkin bagi kalian-kalian sandiwara adalah hal yang bohong, dusta dan kemunafikan yang disembunyikan. Tapi, aku dan dia memaknai ini semua sebagai bagian dari alur kehidupan, bagaimana ada digambarkan ada sebuah lembaran-lembaran kertas yang akan terbuat naskah nantinya oleh aku dan dia. Menjalani dan menyikapi adalah hal berbeda. Bagaimana kalian bisa menjadi kami jika alur sandiwaranya saja dibuat berbeda. Aku dan dia menarik nafas yang panjang untuk bisa sampai menjalaninya seperti sandiwara ini, sedangkan yang menyikapinya hanya mampu bertumpu pada penafsirannya sendiri.
Terkadang untuk mengawalinya saja sudah susah, rumit, butuh waktu dan pemikiran terlalu keras untuk bagaimana alurnya kedepannya. Memilih yang akan terlihat menarik bagi orang-orang atau terasa nyaman untuk aku dan dia.
Bagian sandiwara yang terpenting adalah membuat alurnya menarik. Memilih alur sendiri dan menceritakannya dengan sesuka hati kami. Tetapi, pada hakikatnya aku dan dia sadar bagaimanapun alur yang kami pilih dan bagaimana cara kami menceritakannya akan berubah dengan kekuatan dari Sang Maha Kuasa.