Bagian I : Cerita
Sandiwara
Sebuah sandiwara cerita
yang terkesan nyata. Mewarnai setiap getir langkah manusia. Tak terlewat dari
angan yang sudah dituliskan. Kemudian mencoba menari seindah alunan lagu
pengiringnya. Aku dan dia seperti roti dengan isinya yang lezat, tak bisa
terpisahkan, tak bisa dilupakan, karena harus dibungkus dan dipasarkan ke
banyak pelanggan. Aku dan dia sedang menuliskan sebuah sandiwara yang
sejujurnya aku dan dia sedang mencoba memahami ini semua. Seperti roti yang dibeli
pelanggan dengan isi favorit mereka.
Sandiwara yang sejujurnya
tak lepas dari kehidupan yang harus dipilih untuk dilewati. Makna hidup yang
terkesan terlalu serius malah menggambarkan alur cerita yang kurang menarik. Alhasil
aku dan dia sekarang sedang membuat sandiwara. Bercerita tentang romantismenya dunia
yang seumpamanya kita beri warna warni yang disesuaikan dengan kemauan kita.
Terserah, apakah ingin
berwarna merah pertanda semangat atau merah muda yang terkesan sendu. Aku dan dia
melangkah pada sebuah keyakinan bahwa esok akan ada akhir dari sandiwara ini. Akan
terlihat dan terbaca oleh banyak orang bagaimana nantinya aku dan dia bisa
menjadikan ini sebagai buku kehidupan yang akan banyak dipublikasikan. Tercetak
dan pada akhirnya aku dan dia akan paham lagi dan lagi apa sesungguhnya
sandiwara yang telah kami buat untuk dikemudian hari akan kami ceritakan.
Mungkin
bagi kalian-kalian sandiwara adalah hal yang bohong, dusta dan kemunafikan yang
disembunyikan. Tapi, aku dan dia memaknai ini semua sebagai bagian dari alur
kehidupan, bagaimana ada digambarkan ada sebuah lembaran-lembaran kertas yang
akan terbuat naskah nantinya oleh aku dan dia. Menjalani dan menyikapi adalah
hal berbeda. Bagaimana kalian bisa menjadi kami jika alur sandiwaranya saja
dibuat berbeda. Aku dan dia menarik nafas yang panjang untuk bisa sampai menjalaninya
seperti sandiwara ini, sedangkan yang menyikapinya hanya mampu bertumpu pada
penafsirannya sendiri.
Terkadang untuk
mengawalinya saja sudah susah, rumit, butuh waktu dan pemikiran terlalu keras
untuk bagaimana alurnya kedepannya. Memilih yang akan terlihat menarik bagi orang-orang
atau terasa nyaman untuk aku dan dia.
Bagian sandiwara yang
terpenting adalah membuat alurnya menarik. Memilih alur sendiri dan menceritakannya dengan sesuka hati kami. Tetapi, pada hakikatnya
aku dan dia sadar bagaimanapun alur yang kami pilih dan bagaimana cara kami menceritakannya akan berubah dengan kekuatan
dari Sang Maha Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar