Apa
warnamu?
Aku
menggambarkan nuansa hatiku seperti warna. Beraneka ragam, warna yang
disukai dan tidak disukai, nyaman pada satu warna kesukaan saja,
rasanya hanya nyaman pada satu rasa yang dipilih untuk dirasakan
seperti warna kesukaan. Gambaran hati sebenarnya yang ingin coba
diungkapkan, yang menggambarkan nuansa hati yang tercipta. Hitam tak
selalu gelap, mungkin bisa berasa dingin, takut ataupun sebenarnya
menggambarkan rasa ingin sendiri. Lalu kemungkinan lainnya bahwa
hitam bisa juga sebenarnya menunjukkan rasa bahwa tak ingin di
ganggu, rasa ingin marah, kebencian akan sesuatu, ataupun terluka,
dan kecewa. Hijau tak selalu menggambarkan kenyamanan, kerindangan,
kesejukan. Mungkin bisa jadi hijau menggambarkan kerinduan,
kegembiraan yang ingin orang tahu untuk dimengerti. Apa warna
gambaran nuansa hatimu, kamu yang bisa gambarkan, orang lain? Mereka
penebak saja yang terkadang peduli ataupun terkadang hanya lewat saja
dan berfikir dalam hati “mungkin sedang tak ingin diganggu”
walaupun menunjukkan warna merah lalu ditanya, sedangkan hanya diam
saja dan tersenyum.
Aku
masih saja dengan warna warniku, tak peduli jika merah muda itu
bahagia ataupun sedang jatuh cinta. Bagiku cukup dinikmati saja aku
menunjukkan warna apa pada semua orang. Toh pada akhirnya hati tak
pernah bisa ditebak, sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit sedih,
sedikit-sedikit bahagia, berubah-ubah, tak bertempo dan berirama sama
setiap kali ingin memunculkan warna.
Seperti
bunglon yang bertahan hidup dengan menutupi dirinya dari musuh dengan
berbagai warna penyamaran, seperti halnya manusia yang mencoba
menggambarkan nuansa hatinya pada banyak orang tetapi menutupi
keadaan sebenarnya nuansa yang dirasakan dengan warna yang
dipilihnya.
Apa
warnamu?
3
Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar