Dear Love...
Aku tak seindah
pelangi yang memiliki warna-warni indah menghiasi
Aku tak seindah bulan
purnama yang menghiasi malam indah
Aku tak seindah mawar
yang mekar menampakkan warnanya
Aku tak seindah yang
kau pikirkan.
Menggapai asa dalam
juang
Merasakan pahit manis
dalam kehidupan
Aku terdampar dalam perasaan
rumit
Perasaan yang sulit
Memilih untuk dipilih
Atau dipilih untuk
memilih
Ungkapan perasaan
yang besar makna
Andai bisa kau baca
Hai, aku terjebak
dalam perasaan yang sulit
Masuk dalam lubang
yang gelap
Tak ada tangan
siapapun yang mau meraihku
Hanya segelintir
ucapan yang menguatkanku
Untuk tetap semangat
meraih emas Tuhan
Bintang : Ruri Deviani, kau sudah
19 tahun. Kau seharusnya mengerti mana yang baik dan mana yang buruk untukmu,
bukan masalah cengeng mengenai cinta, mana asa citamu?
Aku : kau tak tau, begitu banyak
keluh kesahku tentang cinta, iya cinta, perasaan yang seharusnya nanti pada
saatnya aku rasakan, bukan sekarang.
Bulan : bagaimana sekarang? Kau menyesal
mengenal cinta?
Aku : tidak, hanya sulit bagiku
menemukan jawaban dari Tuhan untuk halaman berjudul “cinta”.
Bintang : kau ingin lari dari
kenyataan? Bahwa perasaanmu terluka tersakiti karena cinta atau butuh cinta
sekarang?
Aku : tidak bintang, kau enak
punya banyak teman di atas sana, sedangkan aku, keluh kesahku kuanggap rengekan
manja jika ku bagikan. Siapa yang peduli padaku, buktinya mereka yang kuanggap
ada sekarang pergi satu persatu.
Bulan : apa yang kau cari
sesungguhnya? Kau menyesal ada halaman “cinta” di hidupmu? Kau ingin merubahnya
dan berani menentang kehendak Tuhan?
Aku : inilah hidupku, dengan
halaman itu, kata teman jika sekarang halaman 15 segeralah buka dan tulis lagi
kisahmu pada halaman 16. Sulit bagiku lari dalam kenyataan bahwa tak semudah
membalikkan telapak tangan untuk setiap lembaran kehidupanku.
Bintang : mungkin kau lelah
sayang.
Bulan : kemarilah, kami temanmu.
Aku : dahulu ku mengenal cinta
yang salah, bait kata cinta terlontar dari mulutnya untukku, cinta pertama yang
kuraih, kuhempaskan dengan penuh perih karena kedatangan cinta kedua. Cinta keduaku
jauh, bahkan sulit untuk dijaga, terjadi karena sebab tak sengaja, mengatakan
cinta tanpa ada kata iya, jalan dengan sendiri, inginku katakan tidak, tapi aku
berjalan saja demi sebuah status, atau hanya takut menyakiti. Berakhir sudah
kisah cintaku yang kedua yang susah payah kujaga tidak kupertahankan. Kutemukan
cinta ketiga ketika keberanianku menunjukkannya, aku bangga padanya, sampai
pagar itu menghalagi, dan berakhir. Ketika ku temukan cinta keempat yang tiba-tiba
datang, dengan bodohnya aku usir tanpa ucapan perpisahan dan maaf. Bulan bintang,
sekarang kuberhenti saja untuk halaman ini. Aku buka lembaran “mimpi” dan
kalian harus membantu.
Bintang : walau aku jarang keluar
di malam hari, aku akan ada untukmu.
Bulan : walau aku selalu berubah
bentuk dan kadang menghilang, aku akan ada untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar